Guru Ditampar, Guru Berunjuk Rasa

Written By bopuluh on Senin, 17 Desember 2012 | 22.17

PEKANBARU, KOMPAS.com — Penamparan Nurbaiti, guru SDN 081 Pekanbaru, oleh Said Nurjaya, Kepala Bidang Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Riau, pada 27 November 2012, kembali menyulut kemarahan komunitas guru di Riau. Pada Selasa (18/12/2012), sekitar 500 guru dari berbagai daerah di Riau, terutama Pekanbaru, berunjuk rasa di Kantor Gubernur Riau.

Mereka menuntut agar Said segera dicopot dari jabatannya. Aksi itu merupakan yang kedua kali setelah 28 November.

Aksi diwarnai dengan nyanyian lagu Hymne Guru serta spanduk dan poster. Salah satu spanduk bertuliskan, "Tanpa Guru Manusia Sama Seperti Hewan". Sebagian besar guru mengenakan seragam PGRI dan seragam dinas pemerintah daerah.

Pada Senin malam, hampir seluruh wartawan di Pekanbaru menerima pesan singkat terusan tentang rencana aksi dimaksud. Dalam pesan atas nama Jakiman, Ketua PGRI Pekanbaru, diminta agar seluruh guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, karyawan, pensiunan, dan tokoh pendidikan ikut berunjuk rasa secara damai menentang perbuatan semena-mena terhadap guru.

Di kantor gubernur, massa menolak ketika hanya diterima Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Daswanto. Gubernur Riau Rusli Zainal tidak berada di tempat.

Massa yang dipimpin Jakiman akhirnya mau menerima Ketua Badan Kepegawaian Daerah Zaini Ismail. Di hadapan Zaini, para guru kembali meminta agar Gubernur Riau segera mencopot Said dari jabatannya.

Zaini mengungkapkan, beberapa waktu lalu, Rusli Zainal sudah menyampaikan maaf atas kelakuan Said. Dia menyatakan akan segera menyampaikan aspirasi guru kepada Gubernur Riau.

Setelah bertemu Zaini, guru bergerak menuju Markas Polda Riau yang berhadap-hadapan dengan Kantor Gubernur. Jalan Sudirman di seputaran Bundaran Tugu Zapin dan depan Mapolda sempat macet total. Di Mapolda, massa meminta Kapolda Riau menahan Said atas perbuatannnya memukul dan mengancam guru dengan pistol.

Unjuk rasa guru tersebut bermula dari kejadian 27 November saat Nurbaiti sedang mengajar mata pelajaran PKN di kelas V. Ketika memberi tugas belajar, Muhammad Rifki, salah seorang murid di kelas itu, justru asyik bermain dan bercerita kepada teman sebangkunya. Ketika ditegur, Rifki memang berhenti bermain, tetapi setelah itu dia kembali berbincang dengan temannya.

Nurbaiti kemudian memegang kepala Rifki dan mengeluarkan kta-kata kalau Rifki tidak mau belajar dia lebih baik pulang ke rumah. Rifki akhirnya pulang dan mengadu bahwa gurunya menampar kepalanya kepada bapaknya, Said Nurjaya.

Pada waktu istirahat belajar, Said mendatangi sekolah dan langsung menampar Nurbaiti di depan kelas. Menurut Nurbaiti, Said juga sempat mengeluarkan pistol dari pinggangnya sembari mengancam akan menghabisi keluarga Nurbaiti.

Saat diperiksa di Mapolda Riau, pekan lalu, Said membantah mengancam Nurbaiti dengan pistol. Dia mengaku tidak pernah melepas senjata dari sarungnya. Senjata yang di pinggangnya juga bukan senjata api, melainkan jenis airsoft gun yang memiliki izin. Pengacara Said, Onny Tri Murti, juga telah mengadukan balik perbuatan Nurbaiti menampar Rifki kepada Komisi Perlindungan Anak.

Setelah diperiksa, polisi tidak menahan Said karena visum et repertum tamparan di pipi Nurbaiti tidak menimbulkan bekas. Adapun ancaman dengan senjata, masih harus mendengar kesaksian lain.

Sayangnya, setelah kejadian itu, Rifki menjadi trauma ke sekolah. Bahkan, dia tidak mengikuti ujian semester yang berlangsung sepekan pada pekan lalu.


Anda sedang membaca artikel tentang

Guru Ditampar, Guru Berunjuk Rasa

Dengan url

http://givesthecoloroflife.blogspot.com/2012/12/guru-ditampar-guru-berunjuk-rasa.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Guru Ditampar, Guru Berunjuk Rasa

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Guru Ditampar, Guru Berunjuk Rasa

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger