Prihatin Kekosongan Darah, Komunitas Gelar Donor Darah

Written By bopuluh on Senin, 11 Maret 2013 | 23.17

GORONTALO, KOMPAS.com - Hari libur dalam rangka Hari Raya Nyepi dimanfaatkan sejumlah anak muda Gorontalo untuk menggelar acara donor darah.

Anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas Dos15 (dibaca dosis) ini menggelar acara tersebut di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD-PMI) Cabang Kota Gorontalo Jalan Sultan Botutihe, Selasa (12/3/2013)

Dos15 sendiri adalah sebuah komunitas yang terbentuk belum lama. "Komunitas ini kami bentuk karena kami resah dengan seringnya kekosongan darah di bank darah," kata Aini Wahiji, koordinator komunitas Dos15 saat mendampingi rekan-rekannya mendonorkan darah.

Aini melanjutkan, komunitasnya kerap mendengar adanya kasus-kasus pendonor bayaran dan calo darah. "Mendonor kan harusnya, ikhlas," keluh gadis 20 tahun ini.

Petugas Seksi Permintaan Darah UTD-PMI Gorontalo, Yahya Anshori Mursid, membenarkan keresahan komunitas Dos15 tersebut. Menurut dia kasus kekosongan darah sering terjadi di Gorontalo. "Golongan darah B sudah tiga minggu lalu habis, A habis sejak kemarin. Hari ini stok darah semua golongan darah habis," kata Yahya.

Lulusan Sekolah Khusus Paramedis Transfusi Darah (PTD) Yogyakarta tahun 2009 ini juga mengaku praktik calo darah cukup marak terjadi. "Modusnya beragam, ada yang ngaku-ngaku keluarga pasien, ada yang ngincar pasien di rumah sakit. Korban mereka biasanya orang-orang dari luar kota yang tidak ngerti apa-apa," ungkap Yahya.

Pihak UTD PMI Kota Gorontalo sendiri sudah berupaya melakukan antisipasi terhadap praktik percaloan darah, yaitu dengan membuat daftar nama-nama pendonor yang tidak wajar.

"Kalau mereka ngakunya belum pernah donor, tapi ketika diperiksa di lab ternyata pernah, yang bersangkutan langsung kami beri cap DB (donor dayaran) di formulir identitasnya dan kami cekal mendonor," tutur Yahya.

Meskipun demikian, Yahya mengaku pihaknya sering mengalami dilema. Kalau pasien sudah benar-benar membutuhkan darah, mereka terpaksa menerima para pedonor bayaran itu.

Tidak lama

Nama Dos15 sendiri memiliki filosofi sendiri buat Aini dan kawan-kawan. Angka 15 dalam nama komunitas tersebut bermakna tidak butuh waktu lama untuk membantu sesama. "Cukup 15 menit mendonorkan darah," timpal Awal, salah seorang anggota komunitas yang ikut mendonorkan darah.

Komunitas tersebut berencana akan melakukan kegiatan donor darah tiap tiga bulan sekali. Setelah donor kali ini mereka akan menyelenggarakan kegiatan donor darah lagi di bulan Juni, September, dan Desember.

"Tempatnya tidak hanya di sini saja (UTD-PMI), kami juga bakal melakukan road show donor darah di tempat-tempat lain," tutur Aini.

Dalam melaksanakan kegiatannya, Dos15 bekerjasama dengan beberapa komunitas lain di Gorontalo. Untuk donor darah kali ini mereka dibantu empat komunitas lain, yakni Komunitas Kelapa Batu, Komunitas Kalimalam, Komunitas Hijabers Gorontalo dan Komunitas Tanggomo.

"Semoga acara semacam ini jadi ajang silaturahmi antar komunitas di Gorontalo" tutup mahasiswi Farmasi semester 6 ini kepada kompas.com.


Anda sedang membaca artikel tentang

Prihatin Kekosongan Darah, Komunitas Gelar Donor Darah

Dengan url

http://givesthecoloroflife.blogspot.com/2013/03/prihatin-kekosongan-darah-komunitas.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Prihatin Kekosongan Darah, Komunitas Gelar Donor Darah

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Prihatin Kekosongan Darah, Komunitas Gelar Donor Darah

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger