JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara resmi melanjutkan kembali pembangunan sarana transportasi massal berbasis rel bernama Jakarta Ecotransport Monorail (JET). Pembangunan monorel yang sempat terhenti ini diharapkan rampung tiga hingga empat tahun lagi.
Direktur Teknis PT Jakarta Monorail (PT JM) Rosa Bovananto mengatakan, JET terdiri dari dua jalur, yakni greenline dan blueline. Jalur hijau sepanjang 14,3 kilometer dari Palmerah hingga Jalan Sudirman dengan 16 stasiun. Adapun jalur biru membentang sepanjang 13,7 kilometer dengan rute Kampung Melayu-Kuningan-Grogol dengan 14 stasiun. Pembangunan jalur hijau diperkirakan rampung selama tiga tahun atau pada 2016. Adapun jalur biru diperkirakan selesai pada 2017.
Secara keseluruhan, JET memerlukan 1.200 tiang pondasi rel. Tahap pembangunan pertama dilaksanakan di ruas Jalan Setiabudi hingga Dukuh Atas dengan jumlah 34 tiang. Masing-masing tiang berjarak sekitar 24 meter. Di ruas itu, sebidang tanah di tepi Jalan Setiabudi, tepatnya di samping Tugu 66, menjadi tempat pertama pembangunan tiang.
"Tahap pertama, namanya bored pile. Ini tahap penting karena berfungsi sebagai pondasi, penahan beban lajur rel yang ada di atasnya nanti," ujarnya seusai groundbreaking monorel, Rabu (16/10/2013) pagi.
Bored pile secara sederhana diartikan mengebor tanah hingga kedalaman 30 meter. Satu tiang pondasi, memerlukan empat bored pile. Seusai dibor, kontraktor akan melakukan uji coba beban dengan menekan permukaan tanah di atasnya. Jika tanah itu longsor atau bergeser, maka perlu ada penguatan struktur tanah tersebut. Namun, jika dinyatakan kuat, maka pembangunan dilanjutkan kembali dengan menancapkan tiang pancang ke dalam lubang, kemudian dicor beton agar kuat. Proses yang sama, lata Bovananto, dilakukan di sebanyak 1.200 tiang di seluruh proyek monorel.
"Pengerjaan satu tiang pancang atau pondasi itu singkat, cukup empat hari. Tapi, kalau satu ruas, misalnya dari Setiabudi sampai Dukuh Atas, bisa memakan waktu hingga 3 atau 4 bulan," ujarnya.
Perbedaan hanya terjadi di jalur yang bersinggungan dengan jalan layang non-tol (JLNT) Casablanca sepanjang 1 kilometer. Di lokasi itu, tinggi tiang disesuaikan dengan tinggi JLNT. Monorel di lokasi itu akan dibangun di tengah-tengah JLNT.
Sambil melaksanakan pengerjaan tahap awal ini, Bovananto mengatakan, PT JM akan melakukan uji coba kekuatan sejumlah tiang monorel bekas proyek sebelumnya di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. PT JM telah membentuk tim untuk uji coba itu. Bovananto memastikan, uji coba tersebut tidak mengganggu jalannya pembangunan awal.
"Kemungkinannya tiga. Pertama dinyatakan kuat. Kedua, kita perkuat lagi. Ketiga dihancurkan lalu dibangun baru. Tapi kemungkinan kita perkuat lagi karena ada perbedaan spesifikasi," ujarnya.
Jika sesuai dengan perencanaan, Bovananto yakin pembangunan JET di Jakarta tak lagi mangkrak. Proyek monorel ini sempat mangkrak sejak tahun 2004 dan kini dilanjutkan kembali. Proyek dengan nilai investasi Rp 15 triliun itu mulai dibangun di tepi Jalan Setiabudi, samping Tugu 66, Jakarta Selatan. Perhitungan sementara, satu rangkaian monorel dapat mengangkut 300.000 penumpang pada tahun 2016. Jumlah itu secara bertahap akan ditambah menjadi 600.000 pada tahun 2020.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Anda sedang membaca artikel tentang
Tahap Panjang Pembangunan Monorel Jakarta
Dengan url
http://givesthecoloroflife.blogspot.com/2013/10/tahap-panjang-pembangunan-monorel.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tahap Panjang Pembangunan Monorel Jakarta
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Tahap Panjang Pembangunan Monorel Jakarta
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar