Jakarta, KompasOtomotif - Merek eksklusif seperti Bentley dan McLaren akan semakin sering terlihat, bersanding dengan Bajaj, Metromini, Kopaja atau mobil Jepang lainnya di jalanan Jakarta. Penyebabnya, pasar mobil Indonesia sebagai semakin manis.
Analis IHS Automotive, Jessada Thongpak mengatakan, tahun lalu penjualan mobil di Indonesia naik 25 persen, dengan rekor baru 1,1 juta unit, mendekati Thailand 1,4 juta mobil. "Karena populasi 240 juta jiwa, Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asean mulai tahun depan (2014)," jelas Thongpak kepada Japan Today, hari ini (18/3/2013).
Pertumbuhan rata-rata kepemilikan kendaraan di Indonesia 6 persen dalam beberapa tahun terakhir. Sedangkan, perbandingan kepemilikan mobil dengan penduduk, masih 45 kendaraan untuk 1.000 orang. Pertumbuhan, kepemilkan mobil - rata-rata 288 unit - diperkirakan akan memperparah kondisi lalu lintas Jakarta yang sudah sangat macet dan polusi tinggi.
Merek Eropa
Di lain hal, produsen asal Eropa mengeluh, kalah bersaing dengan merek Jepang karena diskriminasi beban pajak dan tarif impor, khususnya CBU. Padahal dari segi kualitas, Eropa lebih baik, khususnya untuk keselamatan. Saat ini, Uni Eropa sedang berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia, membuka kesepakatan baru, perjanjian ekonomi yang membuat produknya makin kompetitif.
Mercedes-Benz, BMW dan Chevrolet yang sudah merakit mobilnya di Indonesia belum memperlihatkan daya saing yang berarti. Upaya merakit, hanya untuk menghindari pajak impor CBU, 40 persen agar bisa menjadi 10-15 persen. Volkswagen dan Audi sudah menyatakan rencana memproduksi mobil di Indonesia dan mendirikan pabrik baru, tidak mudah mewujudkan produksinya di Indonesia. Sementara Chevrolet yang menghidupkan kembali pabriknya di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat mengandalkan Spin untuk menarik konsumen Indonesia.
Kalangan Kaya
Menurut lembaga peneliti, Boston Consulting Group (BCG), mayoritas pembeli mobil di Indonesia masih didominasi kalangan kaya dengan pengeluaran rumah tangga, rata-rata di atas 7.500 dolar AS (Rp 72,8 juta) per bulan. Kalangan ini hanya 6,6 persen atau 14,4 juta dari 240 juta penduduk Indonesia.
Diprediksi, jumlah mereka akan menjadi 16,5 persen pada 2020. Situasi itulah yang menjadi pertimbangan merek-merek Eropa untuk menyerbu Indonesia. Menurut BCG, pemandangan mobil-mobil mewah di Jakarta semakin umum. Kalangan elite - konsumen mobil mewah tersebut - jumlahnya saat ini 6 juta orang. Nantinya diperkirakan menjadi 16,6 juta jiwa.
"Saya tinggal di Jakarta! Luar biasa. Di Brussels, kalau Anda berkendara keliling kota, sulit menemukan Ferrari. Tetapi di sini (Jakarta), Anda mudah menemukan Rolls-Royce parkir di salah satu pusat perbelanjaan," komentar Walter van Hattum, Sekertaris I Uni Eropa untuk Indonesia.
McLaren dengan produk eksotiknya sudah membuka dealer resminya di Indonesia, berdampingan dengan Bentley dan Jaguar. McLaren Asia berharap bisa menjual 20 unit tahun ini dengan banderol (tanpa pajak) antara 640.000-740.000 dolar AS (Rp 6,2 miliar - Rp 7,1 miliar).
"Kunci kami, memenuhi keinginan kalangan elite Indonesia untuk memiliki McLaren kendati tidak akan bisa dinikmati jam sibuk," komentar Ian Gorsuch yang dilansir AFP.
Anda sedang membaca artikel tentang
Indonesia Makin Menggoda Produsen Mobil Mewah
Dengan url
http://givesthecoloroflife.blogspot.com/2013/03/indonesia-makin-menggoda-produsen-mobil.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Indonesia Makin Menggoda Produsen Mobil Mewah
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Indonesia Makin Menggoda Produsen Mobil Mewah
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar